Senin, 18 Januari 2010

Anak Membutuhkan Pembinaan Akhlaq Secara Absolut

.

Editable article


Anak Membutuhkan Pembinaan Akhlaq Secara Absolut

Dunia anak semakin terkepung belantara ambisi manusia 'dewasa'. Di mana anak berada, di situ terdapat lingkaran absolut (baca: bukan saatnya digugat oleh anak-anak, ed.) yang sebenarnya tidak mampu membentuk rumah rohani anak-anak.

Anak bukan manusia kecil yang dengan seenaknya dijadikan karpet bagi usaha melanggengkan keperluan para orangtua, guru, atau pemimpin tertentu.

Pembinaan akhlaq secara absolut hanya dapat dilakukan oleh ahli agama yang mumpuni menangani rohani manusia dalam hidup dan kehidupan sesungguhnya.

Inti akhlaq meliputi 3 (tiga) ranah hebat, yakni spiritual, intelektual, dan emosional. Ketiga ranah konsepsional yang amat mendasar ini harus sudah dikenalkan dan ditanamkan semenjak usia anak di bawah 2 (dua) tahun. Jika terlambat, anak yang sudah memiliki ingatan luar terkait perilaku pengasuh dan lingkungannya, akan berakibat si anak 'terbentuk' secara harfiah melakukan tanggapan mirip seakan seperti bagaimana antar manusia 'dewasa' melakukan aksi dan reaksi.  Namun, tanggapan atas stimulus itu terjadi secara intuitif, reaktif spontan, dan dipandang menyenangkan oleh (atau sebaliknya, malah merepotkan) si pengasuh.

Secara dinamis, betapa pengaruh para pengasuh (orangtua, atau penggantinya) begitu melekat pada tanggapan si anak. Semasa dalam gendongan, justru sangat dekat dan penuh emosional si anak merasakan perangai para pengasuh. Mulai dari memperlakukan anak ketika baru bangun (atau dibangunkan dari) tidur, saat memberi makan dan minum, bermain (tanggapan terhadap benda-benda mainan, suara atau musikal), sampai bahasa pengasuh ketika menyanjung (ngudhang, bhs. Jawa) hingga menina-bobokkan si bayi.






.

Tidak ada komentar: